Rabu, 26 Oktober 2016

Filosofi Catur Piwulang Sunan Drajat ubah perilaku masyarakat Jawa



Sunan Drajat merupakan salah satu wali dari sembilan wali di Tanah Jawa. Dalam riwayatnya, Sunan Drajat menyebarkan ajaran Islam tanpa paksaan atau menyesuaikan dengan keadaan sosial ekonomi masyarakat setempat.

Di balik ajarannya tersimpan filosofi multi tafsir yang kuat. Salah satu ajarannya dikenal dengan 'Catur Piwulang' atau empat ajaran. Isinya mengenai empat petuah dari Sunan Drajat yang disampaikan bukan dengan Bahasa Arab, akan tetapi dalam bahasa Jawa.

Di setiap piwulang mengandung pemikiran Sunan Drajat tentang aspek-aspek sosial masyarakat sosial. Poin-poin dari Catur Piwulang tersebut antara lain.

Pertama, menehana teken marang wong kang wuta atau berilah tongkat kepada orang yang buta. Yang diartikan kita harus rela membagi ilmu pengetahuan pada sesama. Dalam hal ini maksud buta oleh Sunan Drajat ialah seseorang di sekitar yang kurang ilmu atau orang yang tak punya tonggak penegak hidup yang disebut ilmu pengetahuan.
Kendati demikian, percuma saja kita punya ilmu setinggi langit akan tetapi berlaku sombong. Apalagi jika tak membaginya pada sesama.

‎Kedua, menehana pangan marang wong kang luwe atau berilah makan kepada orang yang lapar. Sunan Drajat berharap bagi yang memiliki harta berlebih maka harusnya menyumbangkan pada sesama yang sedang membutuhkan. Bagi Sunan Drajat, menimbun atau mempunyai harta banyak yang tak sesuai dengan kebutuhan, merupakan hal buruk. Sebab dari sana awal mula dengki dan sombong bisa muncul. Oleh karena itu, Sunan Drajat memberi peringatan bagi kita agar membagi makanan pada orang miskin atau yang membutuhkan. Membiarkan orang miskin sengsara merupakan tindakan yang dikutuk oleh agama Islam.

Ketiga, ‎menehana busana marang wong kang kaudanan atau berikanlah pakaian pada orang yang telanjang. Sunan Drajat mengutamakan bagi mereka yang memiliki busana atau berlebih harap memberikan pada orang yang tak mampu. Hal tersebut khususnya membagi busana yang sesuai untuk menjalankan ibadah. Dengan begitu, Sunan Drajat menginginkan agar masyarakat paham mengenai berbagi. Selain itu, satu hal yang penting ialah kesusilaan seseorang merupakan tanggung jawab orang-orang sekitarnya. Maka dari itu ada baiknya jika saling menjaga aurat sesama.

Keempat, kenehana ngiyup marang wong kang kaudanan atau berilah tempat teduh kepada orang yang kehujanan. Dalam hal ini, Sunan Drajat mengingatkan agar para elit atau kalangan mampu memberi perlindungan pada sesamanya. Terutama membantu atau menerima secara baik-baik orang-orang miskin untuk mendapatkan tempat tinggal yang layak.Jika kita terbiasa melindungi orang lain, maka Allah akan melindungi kita. Selain itu masyarakat akan turut serta melindungi kita. Tentu karena di setiap pertolongan kepada sesama akan menumbuhkan rasa solidaritas.

0 komentar:

Posting Komentar